RSS

Pade...





Saat kita lahir, kita pun juga akan merasakan mati.. benar kan??? Dan hari ini baru saja saya mendengar kabar lewat telepon seluler dari adik saya,, Ia mengabarkan bahwa Pade (kakek) meninggal…!          
 Ia meninggal Jam 2 Siang pada tanggal 18 oktober 2012. Berdasarkan cerita ayahku beliau meninggal karena sakit selama dua minggu,, dan ia meninggal di samping mide (nenekku) saat mide sedang mengaji al-qur'an surat Al-Kahfi .. Subhanallah...

Sontak aku terkejut dan menahan nafas untuk beberapa detik hingga akhirnya saya harus menerima kenyataan beliau sudah tiada lagi di dunia ini. Setelah telepon itu tertutup, saya coba membuka pemberitahuan lagi di HP saya, ternyata anty Maria and Tante Lilik menghubungi saya, ada pemberitahuan saat itu “2 panggilan tak terjawab”, belum lagi sederet sms telah mengantri untuk dibaca..  Saat itu rasa bersalah sempat sejenak datang menghampiri saya, (#kenapa saya lupa buka Handphone? Andai saja saya lebih peka sedikit, maka saya bisa menjawab telepon mereka dan mendengar ungkapan hati mereka). Akan tetapi hati kecil saya memberi ketenangan untuk berfikir lebih jernih dan tidak untuk menyalahkan diri, (#itu bukan hal harus disesali atin, itu bukan kesalahan, kamu baru selesay kelas dan mengerjakan tugas di perpus, jadi wajar kamu ga tau, kan HP-nya ada di dalm tas,, sudah,, jangan sedih).. Yuph,, kata hatiku membangunkan pikiranku agar selalu berpikir positif, setidaknya aku masih dikasih kabar akan kematian Pade.
Orang yang pertamakali aku kabari mengenai hal ini ialah daze, She is my Roommate, ia juga salah satu oranng yang aku percaya untuk menjadi sahabatku di sini.  Di perjalanan pulang,, pikiranku di penuhi oleh kerinduan dan kenangan tentang Pade. Ia adalah sosok kakek yang selalu ketawa dan penghibur banyak orang. Semenjak kecil ia sangat sayang padaku, bahkan ia sempat ikut mengasuhku selama satu tahun pada saat aku duduk di kelas 3 SD. Ia adalah sosok kakek yang bijaksana dan bersahaja serta mau membantu siapa saja. Yang aku selalu ingat dari beliau adalah Senyumnya yang selalu terlihat di wajahnya. Ia mampu memberikan kenyamana bagi setiap orang yang berada disampingnya.
Saat usianya senja ia sangat ingin dan berharap cucu- cucunya manja padanya. Bisa menjadi teman pelipur lara maupun berbagi cerita. Dimataku ia adalah orang yang lucu, mudah sekali untuknya kalau diajak bercanda atau ketawa.. bahkan kalau keadaan sudah hening dan kita saling menatap pasti dia ketawa.. kadang bahan candaannya ga lucu sama sekali menurutku,, tetapi ia tetap ketawa, mungkin itu usahanya untuk menghibur orang pikirku.  (I#Hmmmnnn…. Jadi kangen pade…)
Lamunanku tergugah saat aku sadar angkot sudah melaju dan hampir sampai  kearah asramaku. Sesampainya dirumah aku langsung bergegas ambil air wudhu dan melaksanakan shalat ashar dan mengirim Surat yasin pada kakekku.. tak lupa aku juga Shalat Gaib dan mengirim doa tahliil untuk almarhum.  Aku tidak dapat memutuskan untuk pergi langsung ke Cirebon saat itu, Karen abesok ada Quis di kelas. Meski dalam hati aku merasa menyesal tidak ada disamping beliau saat beliau mennghembuskan nafas terakhirnya. Walau begitu, aku cukup sedikit lega karena sempat  ikut merawatnya saat dia senja dan sudah tidak berdaya, setiap aku pulang ke Cirebon, aku selalu mampir ke rumah Mide dan Pade. Menghabiskan waktu seharian untuk menemaninya,, dan entah kenapa waktu liburan 3 bulan lalu, selama 2 bulan aku sangat dekat dengannya, merawatnya, memandikannya, memakaikan baju untuknya, menyuapin dia makan, guntingin kukunya, bercanda bareng, buka puasa bareng, memori saat itu pasti ga akan aku lupakan. Dan  itu sangatlah belum cukup bagiku untuk membalas jasa2 Pade, aku merasa yang aku lakukan 3 bulan lalu belum sebanding dengan apa yang Pade lakukan padaku saat aku kecil. Satu yang Aku inget, saat lebaran, setelah melakukan shalat id dan sungkeman, pade tiba2 menangis dan menitikkan air mata, saat aku salaman, mencium pipinya, sungkeman dan memeluknya erat.. Terus aku bertanya padanya, “ Pade kenapa nangis?” Ia tak menjawab, bibirnya kelu dan hanya menggelengkan kepala. Lalu aku usap air matanya dan kembali memeluknya. Dan saat aku kembali pergi ke Jakarta untuk memulai semester 3, sebelum pulang aku melakukan hal yang sama,, meciumnya, memeluknya dan sungkeman dengan beliau, lalu beliau pun menitikkan air mata lagi,, aku tatap matanya dan dengan wajah yang tulus beliau berkata “ Jaga diri baik-baik yah nok.. belajar yang bener, yang pinter.. jangan lupa shalat,,” Aku terenyuh,, “ iya de,, doain atin sukses yah disana, moga kuliahnya lancar… Amin”. Itu kata- kata dan moment terakhir saat Pade masih hidup.. (# Pade,, insya Allah atin bakal inget pesen pade, dan semoga yang pade harapkan bisa terwujud, Amin).
“Ya Allah,, yang Maha agung,, sesungguhnya di setiap kehidupan pasti ada kematian,, begitu juga yang telah engkau lakukan hari ini, mencabut nyawa Pade ku,,, Hamba Ikhlas atas takdir-Mu ya Rabb,, ya Allah, Yang Maha Pengampun, Ampunilah dosa Pade dan Dosa-dosa kami ya Alllah, Izinkan dia selalu dalam keridhoanMu, terima beliau di Sisi-Mu ya Rabb, Sesungguhnya ia adalah umat yang baik, bahkan di usianya yang hampir 80 tahun, meski renta tak berdaya, meski penyakitnya sudah parah ia masih tetap ingin beribadah kepadamu, menunaikan ibadah shalat jum’at bahkan sempat kukuh ingin puasa Ramadhan.  Ia adalah orang yang selalu ingin belajar untuk memperbaiki ibadahnya, meningktkan amalannya, dan memberikan kasih saying yang besar terhadap keluarganya dan bahkan tetap ikhlas saat orang mendzohliminya. Berikan tempat peristirahatan yang terindah dan terbaik untuknya ya Allah, Sesunggguhnya Engkau Maha Adil lagi Maha Mengetahui. Ya Allah, berikan juga kesabaran dan kekuatan bagi Keluarga besar kami, mudahkan rezeki kami, berikan hidayah agar selalu mengingat kematian dan meningkatkan amalan ibadahnya, dan berikan Kami kekuatan agar dapat menjaga amanah yang Pade harapkan untuk kami… Amin….”



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar