RSS

Belajar Untuk Bersabar...


Kata sabar telah sering kita dengar atau kita katakana. Bahkan karena seringnya kita dengar, hampir kata sabar itu kehilangan makna. Begitu disebut sabar, yang terbayang oleh benak kita adalah kondisi tidak berdaya, lemah, pasrah, atau kata orang Jawa Nrimo. Padahal sabar adalah gambaran dari keteduhan dan kekuatan jiwa. Sikap sabarlah yang membuat Nabi Yusuf As mampu menhan godaan istri Al- Aziz. Sabar pula yang membuat sahabat Rasululla SAW rela menanggung berbagai macam ujian dan cobaan dalam menegakkan Islam, serta  sabar juga yang membuat kam Muslimin generasi awal menuju kepada kemenangan.
            Dari Abdullah bin Abbas ra,  Rasulullah SAW bersabda:
“ketahuilah bahwa kemenanngan itu bersama kesabaran”. (HR. Imam Ahmad). Dan jangan lupa, sabar membuat pemiliknya dicintai oleh Allah, seraya berfirman: “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar”. (Qs. Ali Imran: 146). Dan ayat lain: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah shalat sebagai [enolongmu, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.” (Qs. Al-baqarah:154)
Makna sabar secara etimologi berarti mencegah dan menahan. Sahabat mulia Aali bin Abi Thalib mengemukakan, ketahuilah sabar termasuk keimanan, ia bagaikan sebuah kepala dengan jasadnya, tidak ada keimanan bagi yang tidak bersabar sebagaimana tidak berarti sebuah jasad tanpa kepala. Sabar adalah pengakuan seorang hamba kepada Allah terhadap apa yang menimpanya, dengan menghrap pahala dan ganjaran dari-Nya. Terkadang seseorang merasakan kesedihan dengan menahan dan menyembunyikannya, sehingga tidak terlihat darinya kecuali bersabar. Sabar adalah menahan diri dari berputus asa, meredam amarah jiwa, mencegah lisan untuk mengeluh, serta menahan anggota badan untuk berbuat kemungkaran. Sabar merupakan akhlak mulia yang muncul dari dalam jiwa, dapat mencegah perbuatan yang dengannya akan tegak dan baik segala perkara.
Dengan kata lain, sabar pula bermakna sebagai sikap teguh yang dijalani dengan kebenaran tanpa terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Seseorang dikatakan sabar, manakala akalnya jernih dan mampu mengendalikan hawa nafsunya, jiwanya rela menanggung cobaan dan ujian, tidak mengenal rasa putus asa, lisannya tidak mengeluh kecuali hanya kepada Allah, aggota badannya tertahan diri untuk melakukan perbuatan yang dibenci Allah dan hatinya tidak gelisah, melainkan senantiasa tenang dalam keimanan.
Apakah sikap sabar itu sulit?
Sulit atau tidaknya sabar tergantung kepada dua hal, yaitu seberapa kuat dorongan untuk melakukan sesuatu perbuatan dan seberapa besar terdapat sarana atau kemudahan untuk melakukannya. Seseorang yang memiliki dorongan kuat, untuk melakukan suatu perbuatan dan ada sarana atau kemudahan dalam melakukan perbuatan itu, maka sabar akan menjadi sesuatu yang mudah bagi dirinya. Begitu pula sebaliknya, seseorang yang tidak mempunyai dorongan kuat untuk melakukan perbuatan dan tidak ada pula sarana atau kemudahan untuk melakukannya, maka sabar adalah sesuatu yang sulit bagi dirinya, oleh karena itu, kesabaran seorangg pemuda dalan menahan syahwatnya, atau kesabaran penguasa dari perbuatan yang sewenang-wenang atau kesabaran orang kaya dari sikap sombong, lebih sulit dan lebih tinggi kedudukannya disisi Allah, daripada kesabaran orang tua yang hidup miskin dan bersikap sombong.
Sahabat mulia Ali bin Abi Thalib berkata, jika kamu bersabar, maka takdir akan tetap berlaku padamu dan kamu akan mendapatkan pahala. Dan jika kamu tidak bersabar, maka takdir akan tetap berlaku kepadamu dan kamu akan mendapat siksa. Musibah biasanya datang secara mendadak, kedatangannya yang secara tiba-tiba itu membuat kita tidak sempat bersiap-siapa untuk menghadapinya, maka biasanya reaksi aawal yang muncul ketika musibah datang adalah hati kita menjadi goncang dan lisan menyebut sesuatu yang tidak diridhai Allah. Astagfirullahaladzim.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Indonesia Negeriku

Bangsa Indonesia telah berusia 67 tahun, tepat pada tahun 2012 ini. Ini berarti, begitu besar kiprah perjuangan yang dikorbankan oleh pahlawan terdahulu untuk regenerasi sesudahnya. Di sisi lain kita juga wajib bersyukur kehadirat Tuhan YME, atas segala karunia nikmat yang dicurahkan kepada bangsa dan Negara ini.
            Sebagian besar yang kita pahami dan ketahui, bahwa bangsa Indonesia kaya akan alam dan berlimpah ruahnya flora dan fauna, baik di darat, di laut bahkan udara sekalipun.  Tapi, mengapa kehidupan rakyatnya masih dibawah garis kemiskinan, kondisi ekonominya masih lemah, stabilitas keamanan yang tak kunjung reda, factor kesenjangan sosial yang tiada berujung, politik percaturan dunia kian memanas, strata budaya yang carut-marut. Ini semua menjadi beban kehidupan setiap elemen masyarakat.
Jangan pernah kita mengatakan bahwa yang menyengsarakan hajat hidup orang banyak adalah, sebab ini, dan karena itu. Kemudian mengadakan demontrasi secara besar-besaran , yang isinya menuntut, berorasi dan mengekspresikan arti kebebasan dengan sebebas-bebasnya, yang dikhawatirkan  berbuat anarkis, menghujat, mencemoohkan, mencaci maki, menghina serta mengdzalimi dan lain sebagainya.
Saya sangat berharap jika masalah-masalah yang ada alangkah lebih baiknya jika kita tidak selesaikan dengan cara anarkis, melainkan misalnya kita mengadakan dialog interaktif bersama, membuka forum diskusi panel dan seminar tentang suatu topic yang sedang menghangat, lalu mendatangkan tutor yang ahli dibidangnya, atau mendatangkan narasumbernya langsung. Ini merupakan juga makna musyawarah yang telah disyariatkan Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Sebab, dengan turunnya wasyawirhum fil amri ini berarti mencerminkan etika dan moralitas akhlak yang baik bagi dirinya maupun bangsanya.
Ada suatu kekhawatiran dalam benak saya tentang penjajahan pada era sekarang ini yang terjadi di Negara kia. Bukan penjajahan fisik melainkan justru yang dikhawatirkan yaitu penjajahan yang datang dari bisikan halus, kemudian mampu mengomandoni akal pikiran dan hati seseorang untuk berbuat jahat kepada Negara dan bangsanya sendiri. Misalnya berbuat korupsi, merampas hak hidup orang lain dengan cara paksa, memandang rendah dan meremehkan tenaga orang lain, memenuhi kewajiban pribadinya diatas kepentingan orang banyak, menggannggap pendapatnya saja yang paling benar, smentara yang lainnya salah, berkuasa secara mutlak dan otoriter diatas pangkat, jabatan, dan kekuasaannya, membanggakan dirinya dari segala kekuasaan yang nyata, tanpa melihat orang lain yang telah membantu dari keberhasiannya tersebut,dll.
Kesemuanya tersebut secara tidak langsung telah merugikan kehidupan orang lain yaitu membuat satu peraturan yang ketat, dengan membelenggu hak kemrdekaan badan setiap insan yang mau bebas dari berbagai macam aturan yang ada. Terlebih jika berpikir lebih jauh, bagaimana nasibnya bangsa Indonesia, bilamana harkat, martabat, dan derajatnya telah diturunkan secara drastis oleh  segelintir orang yang berbuat demikian.
Alangkah lebih bijaksananya jika kita semua sadar dan tidak sampai berbuat yang telah dilarang Allah SWT bersama Rasul-Nya. Dan saya berharap jika ketika ada pemimpin baru yang memimpin Negara ini diharapkan untuk dapat meningkatkan lagi fungsi HAM yang kini mulai sedikit terkoyak karena banyaknya perampasan hak milik dan hak hidup. Contonya, sebut saja para TKI Indonesia yang disiksa oleh majikannya, buruh yang dipaksa bekerja kasar dengan upah yang sangat kecil di perusahaan industri, dll.
Selain itu, masalah kedudukan budaya yang carut-marut menjadi polemik tersendiri bagi kita. Banyak suku pedalaman yang diluar pulau Jawa yang terkontaminasi dari sentuhan pemerintah untuk menjamin keutuhan budaya serta kesejahteraan masyarakatnya. Sehingga jika saya boleh mengatakan ada unsur ketidakadilan masalah pemerataan kesejahteraan masyarakat khususnya suku pedalaman. Terkadang kita juga sering menjumpai salah satu faktor mereka kurangn diperhatikan, karena pemerintah daerahnya terlibat kasus korupsi yang merampas hak hidup dan kesejahteraan mereka.
Selain itu, saya terkadang prihatin melihat banyak berita yang mengabarkan bahwa banyak budaya kita dan pulau yang diakui oleh Negara lain, bukan hanya Malaysia sebut saja di Eropa juga. Mungkin karena terlalu sibuk dengan masalah kasus korupsi yang terjadi disana-sini, sehingga pemerintah kurang perhatian terhadap kekayaan Negaranya sendiri. Saya melihat dari situs berita online, bahwa sekita ada 189 pulau yang belum diberi nama di Indonesia. Ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk secepatya memberikan nama dan mengesahkan dengan pembuatan sertifikat atas kepemilikan pulau-pulau tersebut. Sehingga tidak ada lagi benturan politik dengan Negara lain akibat merebutkan kepemilikan pulau. Dan jangan sampai terjadi peperangan lagi seperti antara Indonesia dan Malaysia mengenai kasus Pulau Sipadan dan Ligitan di masa lalu.
Hal yang tak kalah penting mengenai struktur pemerintahan Negara ini. Yaitu memilih anggota atau pemerintah dengan SDM yang terbaik, yang mempunyai integritas yang tinggi, beriman, mau berkorban untuk negaranya tanpa iming-iming gaji yang tinggi, ikhlas, dan berkarakter baik. Karena jika kita melihat banyak kasus korupsi yang terjadi sehingga kerja pemerintah yang lain menjadi tidak konsisten karena mengurusi menuntaskan korupsi. Maka kita mesti cari dulu akarnya. Yaitu mencari seseorang yang berkualitas untuk duduk di bangku pemerintahan. Cerrdas, kharismatik,  mempunyai integritas, jiwa sosial tinggi, etika  politik  serta  Pendidikan moral dan kekuatan iman yang kuat, peduli serta cinta terhadap negaranya menjadi prioritas seseorang untuk diposisikan dalam pemerintahan. Sehingga mereka tidak akan mengkhianati negaranya dan bekerja secara ikhlas untuk mengabdi pada Negara dan bangsanya. Dengan mempunyai pemerintah yang demikian, niscaya Negara kita dipimpin dan diatur oleh orang-orang yang akan dengan penuh tanggung jawab menjadikan Negara Indonesia yang aman, tentram dan sejahtera.

                                                                                                Create By: Atin Yakutin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0